Kamis, 21 Maret 2013

Pendaftaran Siswa Baru TA 2013-2014

Telah dibuka Pendaftaran Siswa Baru Tahun Ajaran 2013-2014


Waktu Pendaftaran & Pengembalian Formulir
  • Hari Senin s.d Jum'at  : Pk 08.00 s.d 15.00 WIB
 Silahkan datang langsung untuk mengambil formulir PPDB di SMP IT Ash-Shiddiq, Jalan Bendungan Melayu Utara Rt.011/01 kelurahan Tugu Selatan, kecamatan Koja Jakarta Utara 14260 (Masjid Ash-Shiddiq/ samping kelurahan Tugu Selatan) 



Persyaratan 
  • Mengisi formulir PPDB (biaya Formulir Rp. 150.000 )
  • Foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar
  • Fotokopi Raport kelas 6 SD
  • Fotokopi Ijazah yang dilegalisasi
  • Fotokopi Kartu Keluarga (KK), KTP orang tua, dan akta kelahiran
  • Fotokopi Kartu Peserta Ujian UASBN
  • Fotokopi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)
Akses 
Dari Terminal Tj.Priok naik metro mini 41 turun di Jl. STM Walang (depan Pom Bensin Walang) +/- 300 m jalan masuk menuju SMP IT Ash-Shiddiq.




































Selengkapnya Hubungi kami
  • Ashshiddiqskul@yahoo.com
  • 021- 435 8750
  • 021 - 9150 3790
  • 0819  3278 6571

Galeri (melukis telur)

Kau goreskan warna-warna indah itu
dengan keceriaan, harapan, dan semangat membuncah
kau ciptakan kombinasi warna nan elok

Teruslah melukis,
dengan kanvas keceriaanmu..
karena disini, aku akan menanti..
Lukisan terindahmu....

(ket foto : Praktek SBK kelas VIII , melukis telur)

Senin, 18 Maret 2013

Do'a dan Dukungan untuk kelas IX

Alhamdulillah, hari pertama Ujian Sekolah berjalan lancar..
Setelah semua ikhtiar kita lakukan, kini saatnya berdoa dan menjaga suasana hati mereka agar tidak galau. Berusaha memberikan senyum terbaik untuk mereka, dan selalu mengingatkan mereka untuk menjauhi maksiat. Agar do'a - do'a yang kita panjatkan tidak terhalangi oleh maksiat. 

Di Balik Kesulitan itu ada kemudahan…
Esok akan merekah bunga yang harum
mengusir kesedihan menjadi penghibur hati..

Doa dan dukungan senantiasa tercurah dari kami, guru-guru, anak-anak kelas VII & VIII dalam mengiringi langkah-langkah kaki mereka (kelas IX) untuk berjuang menghadapi Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.


Jangan cemas dan takut, teruslah berusaha karena siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil (man jadda wa jada)…
 



Rabu, 13 Maret 2013

Sekolah Alam Cikeas dan ROL Adakan Lomba Menulis Artikel untuk Guru

Menyambut acara Indonesia Digital Book Fair (IDBF) 2013, pada 13-17 Maret nanti, Sekolah Alam Cikeas menggelar lomba artikel guru bertajuk "Book Week 2013 Sekolah Alam Cikeas". Selain mendapatkan hadiah uang, bingkisan, dan sertifikat, sebanyak 10 artikel terbaik akan dimuat di Republika Online (ROL).

Berikut ketentuan Lomba Artikel Guru Book Week 2013 Sekolah Alam Cikeas:


I.    Kriteria peserta

Guru SD dan SMP

II.    Ketentuan lomba

a.    Mengirimkan  artikel dengan format Microsoft Word bertema "Pembelajaran Sejarah yang Kreatif" ke alamat email bookweek.sac@gmail.com.Dokumen artikel diberi nama file: “Lomba Penulisan Artikel tentang Pembelajaran Sejarah yang Kreatif” dan tulislah nama penulis setelah judul.
b.    Artikel harus asli, bukan saduran atau terjemahan, tidak mengandung SARA, serta belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun.

c.    Bentuk tulisan disajikan dengan gaya bahasa yang populer, cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.

d.    Panjang tulisan maksimum 3 halaman Microsoft Word, disajikan dalam teks Arial, font 12, cantumkan nama: kesesuaian isi tulisan dengan tema dan memberikan solusi atas permasalahan yang timbul.

e.    Artikel  yang dikirim dan diterima Panitia menjadi hak milik Panitia. Panitia berhak mempublikasikan artikel yang dimaksud dengan mencantumkan identitas penulis.

f.    Pemenang Lomba Penulisan Artikel Populer akan diumumkan melalui situs Sekolah Alam Cikeas (www.sacikeas.com) dan akan dihubungi Panitia.

g.    Artikel Populer diterima Panitia paling lambat tanggal 15 Maret 2013 (diperpanjang dari sebelumnya 12 Maret 2013). Pengumuman pemenang 17 Maret 2013
h.     Sebanyak 10 artikel terbaik akan dimuat di Republika Online (ROL). Mekanisme pemilihan pemenang dilakukan berdasarkan banyaknya pembaca artikel tersebut melalui ROL (jumlah pembaca) dan seberapa banyak karya tersebut di-share melalui Facebook dan Twitter.

III.    Fasilitas pemenang lomba

1.    Hadiah uang sebesar Rp. 500.000
2.    Sertifikat
3.    Bingkisan cantik dari ROL


sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Jumat, 08 Maret 2013

Sekolah Islam Mancanegara Hadiri Munas JSIT

PALEMBANG – Ada yang menarik pada perhelatan musyawarah nasional (munas) III Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia di Palembang Sumatera Selatan.
Kegiatan yang digelar di Dinning Hall Wisma Atlet komplek Jakabaring Sport City, Palembang Sumatera Selatan dan dibuka Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti Jumat (1/3), dihadiri sejumlah sekolah Islam dari mancanegara.
”Pada munas kali ini kami mengundang peserta dari Malaysia, Pakistan, Turki dan Thailand,” jelas Sukro Muhab, Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia.
Sukro Muhab membandingkan Sekolah Islam Terpadu di Thailand. Di negara anggota Asean yang mayoritas penduduknya non muslim ini, pendidikan Sekolah Islam Terpadu di Negara Gajah Putih itu berkembang pesat.
Di Thailand, kata Sukro, ada Yala Islamic University yang ikut membina sekolah Islam terpadu. ”Mereka kita undang pada Munas III JSIT. Kita ingin memperluas wawasan dari mereka sebagai satu basis yang akan kita gunakan untuk meningkatkan sekolah Islam terpadu di Indonesia,” jelasnya.
Di Pakistan, sambung Sukro, ada lembaga AFAQ yang membina 35 negara di seluruh dunia bahkan bukan hanya muslim saja yang mereka garap. “Kita ingin tahu modelnya seperti apa? Salah satu yang mereka kembangkan adalah pendidikan karakter.”
Sukro Muhab menjelaskan, dalam implementasinya, JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) Indonesia dalam segala aktivitasnya selalu melihat ke depan.
JSIT akan senantiasa melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas. ”Keberadaan Sekolah Islam Terpadu yang tergabung dalam JSIT Indonesia akan terus melakukan evaluasi sesuai dengan visi ke depan menuju pada pendidikan karakter,” jelasnya.
Menurut Sukro Muhab, evaluasi terhadap sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam JSIT melalui kontrol akreditasi yang akan dibuat sendiri. “Bukan hanya akreditasi yang dilakukan dinas saat ini yang berbasis ilustrasi tetapi akan betul betul ke konten,” katanya.
Menyinggung perkembangan Sekolah Islam Terpadu di Sumatera Selatan, Sukro melihat, sekolah Islam di Palembang sudah sangat berkembang dengan baik. “Maka kita tunjuk Sumatera Selatan sebagai tuan rumah Munas III JSIT,” ujarnya.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti ketika membuka Munas III JSIT, Jum’at (1/3) mengungkapkan keyakinannya akan muncul ide-ide dan gagasan yang baru dari acara tersebut.
Pemerintah, kata wamendikbud, mendukung JSIT karena mencerdaskan pendidikan bangsa. ”Kami menyambut baik JSIT ini yang akan terus mencetak generasi emas dan berpontensi menjadi contoh buat negara Islam di dunia.”

Sumber: Republika.co.id

Senin, 04 Maret 2013

Menyamakan Paradigma (Pelatihan Guru SMP IT Ash-Shiddiq)

Bertempat di sebuah vila mungil di daerah cibodas (Orchid Park).  Awal februari lalu (tgl 1- 3 feb 2013) kami keluarga besar SMP IT Ash-Shiddiq beserta Yayasan, untuk pertama kali sejak berdirinya sekolah kami (2006), mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi guru. 

"Menyamakan Paradigma" itulah point penting dari pelatihan ini. Ibarat sebuah pesawat yang akan lepas landas, sekolah kami telah menemukan momentum yang tepat, kapan? sekaranglah saatnya ! 
Tidak bisa dipungkiri, bahwa guru adalah elemen terpenting bagi keunggulan sebuah lembaga pendidikan. Oleh karenanya membangun setting keunggulan sekolah mesti diawali dengan membangun ulang mindset para guru-nya.
Semua elemen sekolah, termasuk Yayasan Ash-Shiddiq diikutsertakan dalam momentum 'lepas landas' ini. Alhamdulillah semua pengurus Yayasan (ust. oban sobari, H.Misran, dan ust.sofyan latif) dan penasehat sekolah ( ust. M. Arifin) menyambut baik pelatihan ini. Suasana kekeluargaan sangat terasa saat kami duduk bersama, mengikuti semua aturan pelatihan ini tanpa rasa canggung. Sebuah pertemuan yang sangat kami rindukan.  

 Suasana pelatihan yang diisi oleh seorang pakar pendidikan, ust.Hilal Tri anwari,S.Sos. Banyak ilmu yang beliau share, diantara materi yang disampaikan : Profesi Guru & Paradigma pendidikan, Kepemimpinan Guru & Visi, Antara Andragogy & Paedagogy, dan masih banyak lagi materi lainnya, yang memaksa kami harus berkata "Wow...ternyata ada banyak hal yang belum kita tahu" :-)

Paradigma kita sebagai guru dibedah habis disini.




Pendidik seperti Sholeh bin Kaisan (Pencetak Umar bin Abdul Aziz)

Kebesaran seorang pendidik bisa dilihat dari hasil didikannya. Dunia hingga hari ini belum bisa menduplikat pemimpin sesholeh dan sehebat Umar bin Abdul Aziz. Dia adalah hasil dari perjalanan panjang sebuah pendidikan.
Agar kita sadar bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah karya besar para pendidiknya, perlu diketahui beberapa hal,
  1. Ayah dari Umar yaitu Abdul Aziz bin Marwan adalah seorang Gubernur Mesir yang bertugas lebih dari 20 tahun. Sementara Umar bin Abdul Aziz besar dan menuntut ilmu di Madinah, kota kelahirannya. Jadi keberadaan anak dan orangtua yang berjauhan jelas memerlukan pengasuhan para pendidik yang istimewa.
  2. Umar bin Abdul Aziz bukan anak yang sudah mudah diatur sejak awal. Ada beberapa kisah di masa kecilnya Umar yang menunjukkan bahwa gaya seorang anak pejabat begitu lekat pada dirinya. Seperti menghabiskan waktu untuk bersolek yang mengakibatkan terabaikannya kewajiban.
Juga kisah berikut ini,
Suatu saat Umar bin Abdul Aziz ditanya: Bagaimana kisah pertama kali kamu menjadi baik?
Umar bin Abdul Aziz menjawab: Suatu saat saya ingin memukul pembantu saya. Dia berkata kepada saya (Hai Umar, ingatlah suatu malam yang paginya adalah hari kiamat)
Artinya, Umar bin Abdul Aziz yang memang cerdas dan sesungguhnya sangat bersemangat belajar sejak awal usianya, juga mempunyai celah-celah diri yang memerlukan seorang pendidik yang mampu mengubahnya menjadi ledakan potensi yang dahsyat.
Salah seorang pendidik Umar bin Abdul Aziz yang langsung diserahi oleh ayahnya adalah seseorang yang bernama: Sholeh bin Kaisan.
Kita harus mengenal Sholeh bin Kaisan. Sebagai petunjuk bagi para pendidik atau pengasuh generasi yang diserahi amanah untuk mendidik anak orang lain. Beginilah pendidik yang berhasil melahirkan pemimpin fenomenal tiada duanya di bumi ini!
Sholeh bin Kaisan sebenarnya tadinya hanya seorang maula (mantan budak yang dibebaskan) Bani Ghifar. Tapi begitulah, ilmu dan iman mengangkat seseorang. Hingga para ahli sejarah dan ulama seperti adz-Dzahabi (dalam Siyar a’lam an Nubala’ dan Tadzkiroh al Huffadz) menyebut Sholeh bin Kaisan sebagai berikut:
Al Imam, Al Hafidz, Ats Tsiqoh, salah satu ulama besar hadits. Sholeh mengumpulkan ilmu hadits, fikih dan muruah (kewibawaan menjaga kehormatan diri).
Dia adalah salah seorang ulama besar Kota Madinah.
Sebutan Imam, Hafidz, Tsiqoh adalah merupakan sebutan para ahli hadits yang menunjukkan tingkatan ilmu yang sangat tinggi dan amanah serta kesholehan yang tidak diragukan.
Dari semua sifat mulia inilah maka para pendidik hari ini bisa belajar. Bahwa seorang pendidik harus benar-benar menghiasi dirinya dengan berbagai sifat mulai tersebut. Setidaknya ada 3 sifat yang ada pada gelar-gelar bagi Sholeh bin Kaisan, yang harus ada pada sifat para pendidik hari ini:
a. Ilmu yang mumpuni
b. Kesholehan yang tidak diragukan
c. Muruah (sebuah sifat yang menjaga seseorang dari rusaknya citra, walau hal tersebut bukan dosa)
Sholeh bin Kaisan diberikan Allah usia yang panjang. Menurut sebagian riwayat, Sholeh meninggal dengan usia lebih dari 100 tahun. Meninggal setelah tahun 140 H.
Dengan usia yang panjang itulah, dia bisa menyaksikan hasil didikannya yaitu Umar bin Abdul Aziz saat menjadi Khalifah hingga Umar meninggal tahun 101 H.
Umar bin Abdul Aziz yang telah merasakan hasil didikan dalam dirinya yang telah ditempa oleh Sholeh bin Kaisan, maka Umar juga menitipkan anak-anaknya agar dididik juga oleh Sholeh bin Kaisan.
DR. Ali Ash Shallaby menjelaskan hal ini,
“Seorang guru atau pendidik terhitung sebagai salah satu ruang sudut dalam proses pengajaran. Umar bin Abdul Aziz telah memilih pendidik bagi anak-anaknya dari orang terdekatnya, sangat dikenalnya dan sangat dipercayainya.” (Lihat buku: Umar ibn Abdil Aziz)
Orang itu adalah Sholeh bin Kaisan. Penjelasan ini selain menjadi pelajaran bagi para pendidik, juga menjadi wejangan bagi para orangtua yang mau menitipkan anak-anaknya dalam pendidikan. Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang ayah menitipkan pendidikan dan pengasuhan anaknya kepada orang yang dikenalnya betul dari semua sisi juga sangat dipercayainya.
Para pendidik –arsyadakumullah (semoga Allah membimbing antum semua)-, menjadi guru ataupendidik generasi bukanlah sekadar sebuah profesi yang dengannya seseorang mendapatkan uang. Tetapi ini adalah amal mulia yang membanggakan di sisi Allah.
Belajarlah dari Sholeh bin Kaisan. Seorang pendidik dengan keilmuwan yang tak diragukan. Jangan berhenti belajar ketika telah menjadi guru. Karena inilah masalah yang sering dijumpai dari para guru. Peningkatan ilmu hampir tidak terlihat saat telah menjadi seorang guru.
Belajarlah dari Sholeh bin Kaisan. Seorang pendidik dengan kesholehan diri yang tidak meragukan lagi. Karena anak didik kita tidak hanya mendengarkan ilmu yang disampaikan. Tetapi juga melihat gerak-gerik para guru. Kesholehan guru adalah sesuatu yang tidak terajarkan tetapi tertanamkan pada anak. Inilah bahayanya para pendidik dengan ketidakjelasan moral. Bagaimana jadinya generasi ini, tanpa pendidik yang sholeh.
Belajarlah dari Sholeh bin Kaisan. Seorang pendidik yang menghiasi dirinya dengan kewibawaan seorang ahli ilmu. Dia menjaga dirinya bukan saja dari dosa. Tetapi juga dari berbagai hal yang akan mencederai kewibawaan dirinya sebagai ahli ilmu. Bisa jadi bukan dosa, tetapi karena perbuatan itu maka jatuhlah harga diri seorang guru. Maka apalah jadinya anak-anak, jika para pendidik telah jatuh harga dirinya di hadapan orangtua murid dan anak-anak.
Dicari pendidik seperti Sholeh bin Kaisan!
Untuk melahirkan anak didik seperti Umar bin Abdul Aziz!

sumber : parentingnabawiyah.com